:::: MENU ::::

Kamis, 21 Juli 2016

Richard Heinberg*
Apa itu Sustainability?
Richard Heinberg
 
Esensi kata ‘berkelanjutan’ (sustainable) adalah “yang mampu dipertahankan sepanjang waktu”. Selanjutnya, ini berarti setiap masyarakat yang tak-berkelanjutan (unsustainable) tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama dan akan berhenti berfungsi dalam beberapa hal.
Sayangnya, dalam beberapa tahun belakangan kata ‘berkelanjutan’ telah digunakan secara luas untuk menunjuk praktik yang lebih kepada isu lingkungan daripada lainnya. Terkadang kata ini digunakan serampangan oleh aktifis lingkungan dengan mengabaikan kegunaannya. Bagaimanapun, konsepnya sangatlah diperlukan dan harus menjadi patokan untuk semua perencanaan jangka panjang.
Mungkin tidak ada masalah untuk mengasumsikan bahwa tidak ada tatanan kehidupan manusia yang bisa dipertahankan selamanya. Astronom meyakinkan kita bahwa dalam beberapa milyar tahun Matahari akan memanas hingga samudra di Bumi akan mendidih. Maka dari itu keberlanjutan (sustainability) adalah kata yang relatif. Tampaknya beralasan bagi saya untuk menggunakan bingkai waktu peradaban-peradaban sebelumnya, dalam jangka waktu sejak ratusan hingga ribuan tahun. Maka dari itu, masyarakat berkelanjutan adalah mereka yang mampu mempertahankan diri setidaknya untuk beberapa abad.

 
Apa itu Sustainability?
Snoopy, Charles Schulz
Bagaimana Kita Menjelaskan Keberlanjutan?
Konsep keberlanjutan telah menyatu dalam tradisi masyarakat asli; contohnya, Konfederasi Iriquois Gayanashagowa, atau Hukum Agung Perdamaian**, yang menyadari dampak keputusannya dalam tujuh generasi yang akan datang.
Orang Eropa pertama yang diketahui memakai kata keberlanjutan (Jerman: Nachhaltigketi) pada tahun 1713 dalam buku Sylvicultura Oeconomica yang ditulis rimbawan dan peneliti asal Jerman Hans Carl von Carlowitz. Lalu, rimbawan Prancis dan Inggris mengadopsinya untuk penanaman tanaman sebagai “hasil-berkelanjutan kehutanan”.
Kata ini banyak digunakan setelah 1987, ketika Brundtland Report dari United Nations of World Commission on Environment and Development menjelaskan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang “memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam melengkapi kebutuhannya sendiri”. Definisi ini telah terbukti sangat mempengaruhi masyarakat dan masih banyak digunakan; meskipun, definisi ini telah dikritik  mengenai kegagapannya dalam menghadapi penggunaan penggunaan sumber daya yang tak bisa diperbarui dan mengabaikan masalah pertumbuhan populasi.
Juga pada tahun 1980-an, ahli oncologi Swedia Dr. Karl-Henrik Robert bersama peneliti lainnya untuk mengembangkan sebuah konsensus sebagai syarat masyarakat berkelanjutan. Pada 1989 Robert merancang konsensus ini dalam empat poin, yang selanjutnya menjadi dasar untuk organisasi Natural Step. Berikutnya, banyak perusahaan dan kota di seluruh dunia berjanji mematuhi syarat-syarat Natural Step. Empat syarat itu adalah:
Dalam masyarakat berkelanjutan, alam bukanlah subyek yang meningkatkan secara sistematis:
1.      Konsentrasi zat yang dikeluarkan dari kerak bumi.
2.      Konsentrasi zat yang diproduksi oleh masyarakat.
3.      Degradasi dalam arti fisik.
Dan, dalam masyarakat itu:
4.      Orang bukanlah subyek yang mengondisikan perusakan secara sistematis kapasitas untuk mendapatkan kebutuhannya.
 
Apa itu Sustainability?
Anonim
Melihat kebutuhan akan catatan atau skema indikator, yang mana untuk mengukur keberlanjutan, ahli ekologi Canada William Rees dan mahasiswa sarjana (saat itu) Mathis Wackernagel mengembangkan di awal 1990-an konsep “jejak ekologis”, dijelaskan sebagai jumlah luas tanah dan air yang dibutuhkan oleh populasi manusia untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi dirinya dan untuk menyerap limbahnya, sesuai teknologi yang ada pada umumnya. Secara tersirat dalam skema ini terdapat pengertian bahwa, agar manusia mampu mencapai hidup berkelanjutan, maka jumlah jejak populasi dunia harus kurang dari total tanah dan air yang tersedia di Bumi (jejak tersebut saat ini dihitung oleh Global Footprint Network yang kira-kira 40% lebih besar dari yang bisa dihasilkan planet ini, mengindikasikan bahwa manusia sudah terlalu banyak mengonsumsi sumber daya dan sedang menjalani kebiasaan yang tidak berkelanjutan).
Sebuah penelusuran melalui survey penggunaan kata berkelanjutan dan keberlanjutan tidak mudah dilakukan. Pencarian di Amazon.com untuk kata keberlanjutan (sustainability) pada 1 April 2010 menghasilkan 8.875 judul buku yang mengandung kata tersebut. Pencarian artikel jurnal di Google Scholar menghasilkan lebih dari 108.000 pencarian, mengindikasikan ribuan artikel akademik dengan kata keberlanjutan dalam judulnya. Bagaimanapun, pembahasan secara teliti literatur menunjukkan kebanyakan kata dalam tubuh tulisan mengulangi, atau berdasarkan, defisini dan syarat yang disampaikan di atas.




Apa itu Sustainability?
Anonim

Catatan:
*) Richard Heinberg menulis buku The Party’s Over yang berbicara mengenai krisis minyak yang akan dihadapi peradaban manusia. Dia bekerja sebagai jurnalis di Amerika Serikat, saat ini sebagai editor media alternatif MuseLetter.
 **) Great Law of Peace dibuat oleh masyarakat asli Amerika yang tergabung dalam Iriquois Confederay (termasuk di dalamnya negara bagian  Mohawk, Cayuga, Onondaga, Seneca, the Oneida, and the Tuscarora)

Selanjutnya: http://www.agustira.net/2016/07/apa-itu-sustainability-aksioma-satu-dan.html

0 komentar:

Posting Komentar